Dr. Aprinus Salam: Spiritualitas Puisi Itu Bebas dari Konteks

Spiritualitas merupakan ranah hakiki yang bebas dari konteks, tidak memiliki konteks apa pun. Ranah yang bebas (tidak terikat) ruang dan waktu, tidak berideologi, tidak bertujuan, tidak berhasrat dalam pengertian manusiawi, tidak berkarakter, tidak terikat aturan, bebas kelas, bahkan tidak perlu kesepakatan. Spiritualitas tidak sama dengan religiositas, meskipun keduanya beda tipis. Karena religiositas adalah spiritualitas yang sudah punya konteks. Puisi yang spiritual adalah puisi yang hakiki, tidak terikat konteks. Spiritualitas meniadakan konteks untuk menjadikan dirinya ada secara hakiki.

Demikian rangkuman paparan pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Aprinus Salam, M.Hum., dalam Webinar NGONTRAS#13 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-13), dengan tema “Spiritualitas dalam Puisi” yang diselenggarakan oleh Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember), Sabtu (27/8/2022). Selengkapnya

NGONTRAS#13 dengan tema Spiritualitas dalam Puisi

[NGONTRAS#13]

Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) bekerja sama dengan Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Jember (FIB UNEJ), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Jember (FKIP UNEJ), Jurnal Semiotika, Kelompok Riset Sastra, Tradisi Lisan, dan Industri Kreatif (KeRis SasTraLis-Inkrea), dan Kelompok Riset Pertelaahan Sastra Konteks Budaya (KeRis PERSADA) mempersembahkan:

NGONTRAS#13, dengan tema Spiritualitas dalam Puisi.

Puisi bukan sekadar ekspresi dan apresiasi terhadap kehidupan, melainkan representasi sejarah peradaban. Ia juga menjadi aktualisasi intelektualitas dan spiritualitas. Berawal dari kata, berujung pada makna, berintensi menjadi ideologi.

Pertanyaan yang kemudian muncul, kekuatan penggerak seperti apa yang dimiliki oleh puisi? Spiritualitas seperti apa yang dapat direpresentasikan di dalam puisi? Apa pula implikasi puisi dalam sejarah peradaban?

Untuk menjawab serangkaian pertanyaan itu, mari kita simak paparan pakar puisi dalam Webinar NGONTRAS#13. Selengkapnya

Dr. Dina D. Kusumayanti: Ideologi Sastra Anak, dari Gender hingga Multikulturalisme

Sastra anak berkisah seputar persoalan kehidupan anak. Meskipun demikian, banyak karya sastra anak yang ditulis oleh orang dewasa. Sebagaimana teks yang lain, teks sastra anak tidak terlepas dari muatan ideologi. Ideologi di dalam sastra anak cukup beragam, mulai dari gender hingga multikulturalisme.

Demikian rangkuman materi yang dipresentasikan Dr. Dina D. Kusumayanti, M.A. dalam Webinar NGONTRAS#12 berjudul “Ideologi dalam Sastra Anak”. Pembicara kedua yang berprofesi sebagai dosen di Prodi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember ini menekankan bahwa sebagaimana teks sastra untuk orang dewasa, teks sastra anak juga sarat dengan ideologi, bahkan tidak ada teks yang tanpa ideologi.

Acara NGONTRAS#12 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-12) tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) bekerja sama dengan Program Studi Sastra Inggris dan Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), Jurnal Semiotika, dan Teen and Children’s Literature Research Group (TCLRG), Sabtu (30/7/2022). Selengkapnya

Dr. Yulianeta: Mengemas Sastra Anak dalam Komik dan Film Animasi

Agar sastra anak menjadi lebih menarik, tidak selalu diwujudkan dalam format buku. Apalagi untuk menyuguhkan cerita-cerita yang diadopsi dari kisah masa lalu dan manuskrip kuno. Untuk itu, perlu upaya mengemas sastra anak dalam format yang lebih diterima dalam era digital, yakni dikemas dalam format komik dan film animasi.

Demikian benang merah materi yang dipaparkan Dr. Yulianeta, M.Pd., dalam Webinar NGONTRAS#12 dengan judul “Sastra Anak dan Literasi Keluarga”. Pembicara pertama yang berprofesi sebagaidosen di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia ini menekankan pentingnya sastra anak sebagai sarana literasi keluarga.

Acara NGONTRAS#12 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-12) tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) bekerja sama denganProgram Studi Sastra Inggris dan Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), Jurnal Semiotika, dan Teen and Children’s Literature Research Group (TCLRG), Sabtu (30/7/2022). Selengkapnya

NGONTRAS#12 dengan tema Sastra Anak

[NGONTRAS#12]

Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) bekerja sama dengan Program Studi Sastra Indonesia dan Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), Jurnal Semiotika, dan Teen and Children’s Literature Research Group (TCLRG) mempersembahkan:

NGONTRAS#12, dengan tema Sastra Anak.

Sastra anak merupakan salah satu genre sastra yang berkisah seputar kehidupan anak, sebagai salah satu medium literasi keluarga. Meskipun demikian, ia sering ditulis oleh orang dewasa. Tak pelak, isinya pun beragam, mulai dari dimensi pendidikan, keharmonisan keluarga, kemanusiaan, persoalan gender, hingga muatan ideologi.

Pertanyaan yang kemudian muncul, karya sastra seperti apa yang benar-benar dibutuhkan anak-anak? Bisakah sastra anak yang ditulis orang dewasa dipahami oleh cara pandang anak-anak? Atau, haruskah sastra anak ditulis oleh anak-anak? Selengkapnya

NGONTRAS#11 HISKI Jember, Diskusikan Faktor-Faktor Dominan dalam Pemilihan Bahasa Mandailing dan Bahasa Using

Bahasa Mandailing (di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara) dan bahasa Using (di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur) memiliki daya tarik tersendiri, khususnya terkait fenomena pemilihan bahasa. Dalam bahasa Mandailing, faktor-faktor dominan yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahasa adalah faktor situasi. Sementara itu, dalam bahasa Using, faktor yang dominan adalah faktor partisipan etnik.

Demikian rangkuman hasil diskusi rutin bulanan bertajuk NGONTRAS#11 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-11), dalam membahas persoalan pemilihan bahasa. Diskusi tersebut diselenggarakan atas kerja sama antara Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember), Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Jember (FIB UNEJ), Jurnal SEMIOTIKA, dan Kelompok Riset Kontak Bahasa di Wilayah Tapal Kuda (KOBATAKU), Sabtu (11/6/2022).

Acara yang diselenggarakan secara daring tersebut mengundang Syaiful Bahri Lubis (Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) dan Dr. Agus Sariono, M.Hum. (Dosen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember). Moderator Dra. A. Erna Rochiyati S., M.Hum., anggota HISKI Jember sekaligus dosen Sastra Indonesia FIB UNEJ, sedangkan pewara Dina Merdeka Citraningrum, S.S., M.Pd., anggota HISKI Jember dan dosen PBSI FKIP Universitas Muhammadiyah Jember. Selengkapnya

[NGONTRAS#11] dengan tema Pemilihan Bahasa

[NGONTRAS#11]

Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) bekerja sama dengan Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Jember (FIB UNEJ), Jurnal SEMIOTIKA, dan Kelompok Riset Kontak Bahasa di Wilayah Tapal Kuda (KOBATAKU) mempersembahkan:

NGONTRAS#11, dengan tema Pemilihan Bahasa.

Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dari hidup manusia, karena dengan bahasa kita dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Bahasa bukanlah sebatas tanda semata melainkan juga menjadi suatu sistem, baik sistem sosial, sistem komunikasi, maupun sistem kebudayaan. Untuk itu, kajian sosiolinguistik perlu memperhatikan pemakaian bahasa di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor sosial. Perbedaan faktor sosial berimplikasi pada perbedaan pemilihan bahasa dan pemilihan variasi bahasa. Ranah, peserta tutur, dan norma merupakan bagian dari faktor penentu pemilihan bahasa. Lalu bagaimana pemilihan bahasa yang terjadi dalam komunikasi keseharian di lingkungan kita? Bagaimana pula fenomena tentang pemilihan tunggal bahasa, alih kode, atau campur kode? Apa yang menjadi pemicu utama bagi seseorang untuk melakukan pemilihan bahasa dalam berkomunikasi? Untuk menjawab serangkaian pertanyaan itu, mari kita simak paparan pakar bahasa dalam Webinar NGONTRAS#11. Selengkapnya

Webinar HISKI Jember Perbincangkan Dinamika Budaya Using

Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) bekerja sama dengan Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Jember (FIB UNEJ), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember (FKIP UM Jember), dan Kelompok Riset Tradisi Lisan dan Kearifan Lokal (KeRis TERKELOK), usai adakan Webinar Nasional bertajuk NGONTRAS#10 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-10), perbincangkan dinamika budaya Using, Sabtu (21/5/2022).

Webinar yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting ini menghadirkan narasumber Ir. Wowok Meirianto, M.T., Ketua Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (KOPAT) Banyuwangi dan Owner Waroeng Kemarang Banyuwangi (sebuah destinasi wisata kuliner dengan daya tarik seni budaya), dan Dr. Puji Wahono, S.E., M.A., dosen FISIP Universitas Jember.

Moderator adalah Edy Hariyadi, S.S., M.Si., sedangkan pewara Zahratul Umniyyah, S.S., M.Hum., keduanya anggota HISKI Komisariat Jember sekaligus dosen Sastra Indonesia FIB UNEJ. Webinar juga diikuti secara hibryd oleh anggota KOPAT, di Waroeng Kemarang, Banyuwangi. Selengkapnya

NGONTRAS#10 dengan tema Dinamika Budaya Using

[NGONTRAS#10]

Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) bekerja sama dengan Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Jember (FIB UNEJ), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember (FKIP UM Jember), dan Kelompok Riset Tradisi Lisan dan Kearifan Lokal (KeRis TERKELOK) mempersembahkan:

NGONTRAS#10, dengan tema Dinamika Budaya Using.

Budaya Using (Osing, Oseng) merupakan salah satu budaya di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, selain budaya Jawa dan Madura. Budaya Using merupakan warisan Kerajaan Blambangan. Khazanah budaya Using cukup beragam, mulai dari ritual (Barong Ider Bumi, Seblang, Kebo-keboan), seni pertunjukan (Janger, Praburara), seni tari (Gandrung, Padhang Ulan, Cengkir Gading, Jaranan Buto, Kuntulan), seni musik (Patrol, Kendang Kempul, Angklung, lagu daerah Banyuwangen), seni batik (Gajah Oling, Paras Gempal, Sekar Jagad, Kangkung Setingkes, Mata Ayam), maupun karya seni yang lain. Selengkapnya

Webinar Nasional HISKI Jember Mengulik Chairil Anwar sebagai Penyair Pelopor

Chairil Anwar yang dikenal sebagai penyair “Binatang Jalang” adalah penyair pelopor. Bukan sekadar pelopor Angkatan ’45, sebagaimana yang selama ini kita ketahui, tetapi pelopor penyair Indonesia. Di barisan penyair Indonesia, dia adalah pelopor, yakni pelopor penyair Indonesia.

Demikian salah satu rangkuman Webinar Nasional melalui Zoom Meeting dalam memperingati “100 tahun” Chairil Anwar, yang diselenggarakan oleh Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember), Sabtu (2/4/2022).

Webinar dengan tajuk NGONTRAS#9 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-9) yang bertema “Meneruskan Pemikiran Chairil Anwar” ini diselenggarakan kerja sama dengan Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Jember (FIB UNEJ), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (FTIK UIN KHAS Jember), dan Kelompok Riset Pertelaahan Sastra Konteks Budaya (KeRis PERSADA). Selengkapnya