Prof Putu: Permainan Bahasa sebagai Strategi untuk Menguasai

Bahasa bukan sekedar sarana komunikasi, melainkan juga sebagai media untuk permainan dan mempermainkan. Permainan bahasa dapat memunculkan efek estetika, kelucuan, maupun makna baru. Mempermainkan bahasa dapat juga dimanfaatkan sebagai strategi untuk menguasai, baik menguasai mitra tutur, maupun menguasai publik yang dapat mengakses permainan bahasa tersebut.

“Kalau kita ingin menguasai, mulailah penguasaan itu dari media bahasa,” demikian penegasan Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, M.A., pakar linguistik dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), Yogyakarta. Pernyataan tersebut disampaikan ketika dihubungi untuk persiapan presentasi Seminar Nasional dalam NGONTRAS#4 (Ngobrol Nasional Metasastra ke-4), Sabtu mendatang (6/11/2021).

NGONTRAS#4 akan digelar kerja sama antara Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Komisariat Jember (HISKI Jember) dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Sind FIB UNEJ), Kelompok Riset Kajian Linguistik Interdisipliner dan Terapan (KeRis KALITAN), dan Asosiasi Tradisi Lisan Komisariat Jember (ATL Jember). Selain Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, M.A., (FIB UGM), dihadirkan juga Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd., dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UNEJ), dengan moderator Dr. M. Ilham, M.Si., dosen FIB UNEJ yang sekaligus ketua ATL Jember.

Putu Wijana adalah salah satu pakar linguistik di FIB UGM yang telah melanglang di berbagai belahan dunia sebagai peneliti tamu, penceramah, penguji disertasi, atau konsultan bahasa. Putu yang humoris dan tetap tidak bisa meninggalkan logat Bali-nya, telah melakukan kegiatan akademik di luar negeri, di antaranya di Amerika Serikat (Indiana State University, Bloomington), Korea (Seoul National University), Australia (Australian National University), Singapore (Nanyang Institute of Technology), Thailand (Universitas Fatoni, Pattani; dan Suan Dusit Rajabath University, Bangkok), Cambodia (Pannya Sastra), dan Malaysia (International Islamic University Malaysia).

Meskipun pendidikan S-1 hingga S-3 ditempuh di UGM, Putu juga mengenyam pendidikan S-2 di Monash University, Australia, sehingga pendidikan S-2-nya dobel. Keahliannya dalam permainan bahasa secara akademik telah menghasilkan 11 buku linguistik, yakni (1) Dasar-dasar Pragmatik, (2) Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa, (3) Analisis Wacana Pragmatik, (4) Bahasa Indonesia untuk Penulisan Ilmiah, (5) Berkenalan dengan Linguistik, (6) Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (7) Bahasa Gaul Remaja Indonesia, (8) Wacana Teka-teki, (9) Bunga Rampai Persoalan Linguistik, Sosiolinguistik, dan Pragamatik, (10) Metode Linguistik: Identifikasi Satuan-satuan Lingual, dan (11) Pengantar Sosiolinguistik. Keahliannya dalam permainan bahasa secara ekspresif dan sastrawi telah menghasilkan empat buku kumpulan puisi, yakni (1) Tanah Lot, (2) Balairung, (3) Kenangan, dan (4) Doa Sampan Kecil.

Putu Wijana yang akan mempresentasikan materi berjudul “Permainan Bahasa dan Ideologi Agama” menegaskan bahwa permainan bahasa juga sering digunakan dalam ranah agama. Permainan bahasa memiliki manfaat dan peran yang sangat besar dalam ranah kehidupan keagamaan, baik ranah agama Islam, Hindu, maupun ranah agama yang lain. “Mengingat bahwa ranah agama menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan, maka tidak mengherankan apabila banyak orang yang rela berkorban jiwa raga demi membela ajaran agama yang diyakininya,” kata Putu.

Putu juga menjelaskan bahwa dalam berbagai ceramah agama, sering ditemui kepiawaian para pemuka agama mempermainkan bahasa untuk ideologi agama. Atau menemukan permainan-permainan bahasa yang sangat diyakini kebenarannya, walaupun mereka sering kali tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang asal usul kata atau satuan lingual yang dipermainkan tersebut.

Putu mencontohkan nama desa, yakni Deresan. Dijelaskannya bahwa apabila afiks -an di dalam bahasa Jawa dalam konteks ini adalah ‘tempat’, maka secara historis dahulu kemungkinan tempat itu berkaitan dengan tempat para penderes ‘pencari nira’. Akan tetapi, demi kepentingan penyiaran agama, tempat ini dikacaukan dengan kata darus yang berhubungan dengan segala sesuatu berkaitan ‘belajar kitab suci Al-qur’an’. Akhirnya, kemudian tempat ini dipahami sebagai ‘tempat belajar kitab suci’. Putu juga mencontohkan nama tempat Sleman yang berdasarkan tafsir Purbacaraka berasal dari Salimar ‘hutan tempat memelihara gajah’. Kata Sleman kemudian dihubung-hubungkan secara kreatif dengan nama Sulaiman, salah satu nama nabi dalam agama Islam yang mahir berbagai macam bahasa. “Permainan bahasa semacam ini menjadi strategi untuk legitimasi dalam menguasai wacana umat,” kata Putu.

Putu juga mencontohkan konteks agama Hindu. Dijelaskannya bahwa ajaran Hindu berasal dari India, sehingga meskipun para pemeluk agama ini telah memiliki konsep Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa), tetap saja tidak bisa lepas dari konsep tiga dewa penguasa dunia (Brahma, Wisnu, Siwa). Ketiga dewa ini di dalam kepercayaan Hindu direpresentasikan dengan tiga kata suci, yakni Ang (Brahma), Ung (Wisnu), dan Mang (Siwa), sehingga didapatkanlah tiga aksara suci, yakni A, U, M. Dari proses persandian antara vokal /a/ dan /u/ terbentuklah aksara suci Om. Bagi para pemeluk yang teguh, aksara-aksara suci dengan berbagai wujudnya dipercayai sebagai sesuatu yang keramat dan mampu mendatangkan mujizat. “Melafalkan Ang, Ung, Mang sambil melakukan pranayama atau mengatur nafas, dipercayai akan mampu untuk memindahkan hujan,” kata Putu.

Ketua HISKI Komisariat Jember, Dr. Heru S.P. Saputra, M.Hum., ketika dihubungi, menjelaskan bahwa persoalan kuasa bahasa tetap menarik untuk didiskusikan guna mendapatkan perspektif baru sesuai perkembangan peradaban dalam era digital, apalagi masih dalam rangkaian peringatan bulan bahasa. “Dalam momentun bulan bahasa, persoalan praktik kuasa bahasa menarik untuk ditelisik guna mendapatkan wawasan dan perspektif baru dalam konteks era digital sekarang ini,” kata Heru.

Heru juga menginformasikan bahwa peserta yang akan mengikuti acara NGONTRAS#4, Sabtu, 6 November 2021, pukul 10.00—12.00 WIB (Ruang zoom dibuka pukul 09.30 WIB), tidak perlu mendaftar dan cukup klik pada Join Zoom Meeting: https://bit.ly/NGONTRAS-4, Meeting ID: 925 4412 7778, Passcode: HISKI-JEMBER. Peserta yang belum masuk Grup WA, diharapkan masuk grup dengan tujuan untuk memudahkan mendapatkan informasi kegiatan NGONTRAS berikutnya, dengan klik https://bit.ly/GRUPC_NGONTRAS. Peserta juga dapat mengunjungi Portal HISKI Jember untuk mengunduh secara gratis file buku dan prosiding, dengan klik http://hiskijember.fib.unej.ac.id. Atau menyaksikan rekaman NGONTRAS sebelumnya melalui Kanal Youtube HISKI JEMBER OFFICIAL dengan klik https://bit.ly/YoutubeHISKIJember.

Written by